Sabtu, 17 Mei 2014

Biar waktu yang menjawab



Pagi yang sejuk sekali, baru kali ini aku merasakan sejuknya udara disekitar rumah. Ya, aku tinggal di sebuah perumahan yang tidak terbilang elite dan tinggal bersama keluarga yang amat sangat bahagia. Disini aku mempunyai sahabat terbaik ku, namanya Irwan
Jam menunjukkan pukul 06.00, dan pas sekali Irwan menjemput untuk pergi bersama ke sekolah. Semenjak aku sekolah bersama Irwan aku selalu dijemput dan diantar menggunakan sepeda motor milik Irwan. Sampai di sekolah, aku masuk kelas bersama Irwan dan ditemuinya seorang perempuan yang berparas cantik sedang duduk di meja yang biasa aku tempati. aku heran dan takjub baru pertama kali melihat bidadari yang baru saja mendarat di sekolah ku. dan Irwan pun sama seperti tatapanku ke dia.
Bel sudah berbunyi dan cepat-cepat saja aku mengambil meja tepat di belakang dia. Guru masuk dan dia langsung diperkanlkan. Dia adalah siswa pindahan dari Australia, ayahnya pindah kerja ke Puncak.Lelaki tampan itu bernama Sintia. Tetapi, aku heran mengapa sekolah memperbolehkan dia masuk, padahal UN hanya tinggal beberapa hari lagi. Ternyata dia adalah siswi teladan di sekolahnya yang dulu..
Akhirnya aku, Sintia dan Irwan berkenalan.. baru 3 hari dilalui bersama Sintia di sekolah. Aku merasa ada yang beda dari Sintia, semenjak aku dan Irwan sering menghabiskan waktu seharian bersamanya selama 3 hari. Ternyata Sintia suka sama Irwan, dia bercerita kepada ku pada waktu jam istirahat tanpa sepengetahuan Irwan.
“Sin, kamu kok 3 hari ini aneh banget ya?” sahut aku keheranan
“iya hehe, aku.. aku.. aku” Sintia sambil senyum-senyum di balik wajahnya yang mulai memerah.
“aku suka dengan Irwan, aku juga tidak tau kenapa.. tetapi aku merasa aku punya perasaan lebih dengan dia. dia adalah sosok pria idaman ku, dia baik, ramah, perhatian, lembut, murah senyum, pintar dan dia juga gak genit” jawab Sintia dengan penuh semangat.
hatiku sakit, nafasku sesak, dan nadiku pun seperti berhenti sehentak “kok bisa?”
“aku pun tak mengerti, tapi akan ku coba untuk memberi tau Irwan besok tentang perasaanku ini”
Pulang sekolah ini aku tidak diantar Irwan, dia sedang ke toko buku. dan aku sedang tidak lagi mood. sampai di rumah aku masuk kamar, dan memikirkan apa yang tadi dikatakan oleh Sintia. aku takut besok dia benar-benar akan mengatakannya kepada Irwan. aku panik dan aku mengaku kalau aku suka dan cinta kepada Irwan. tapi, hanya saja aku tidak pernah bisa untuk mengutarakan. karena itu hal yang tidak mungkin akan terjadi, aku takut dia akan marah dan dia akan menjauh dariku untuk selamanya. sudahlah kita lihat saja besok (hati yang gundah).
Aku sekolah dengan wajah yang termenung, dan pagi-pagi aku dikejutkan dengan keberadaan Sintia dan Irwan di tengah lapang. ternyata, Sintia benar-benar memberi tau tentang perasaan dia. aku pun terdiam sejenak, dan sontak aku pergi menuju taman sekolah. dan Irwan pun melihat aku berlarian menuju taman.
Semenjak dari itu aku, dan Irwan menjauh. aku merasa, aku butuh waktu untuk sendiri, dan memikirkan pelajaran karena 2 hari lagi menuju UN. aku belajar dan terus belajar tanpa memikirkan apapun, walau hati ini terasa sakit untuk dirasakan.
Dan… hari ini tepat UN dilaksanakan, aku hanya memikirkan bagaimana aku ke depan dan masa depanku. walau hatiku terkikis melihat Irwan bersama Sintia sedang belajar bersama sebelum UN berlangsung..
Huhh, akhirnya selesai UN.. aku merasa senang, merasa bahagia bukan kepayang. aku ingin menjadi mahasiswi.. setelah UN selesai dilaksanakan, pulang sekolah Irwan menemuiku dengan memberik sepucuk surat dan ia langsung pergi meninggalkan ku.
sampai di rumah aku langsung membuka dan isinya
“Dear kamu,
hai, sudah lama ya aku sudah tidak pernah menyapamu, menemanimu, dan bersamamu. padahal kita baru 1 minggu seperti ini, tapi rasanya seperti 7 tahun hehe *lebay*
langsung saja pada pokok pembahasan yaa..
KAMU, kamu adalah mentari di hidup ku, kamu adalah embun yang selalu menyejukkan hatiku, dan kamu adalah alasan mengapa aku masih bisa bertahan di sini. tapi, kita sudah bukan anak kecil lagi yang masih suka berangan-angan dan berimajinasi. hari ini aku ingin meminta izin padamu, kalau aku akan melanjutkan study ke Inggris bersama cita-cita, harapan dan kamu. Kenapa aku sebut bersama kamu, karena kamu adalah motivasi terbesar dalam hidupku yang pernah aku temui, pernah aku miliki.. dan akan selalu ada di dalam hatiku.
Maaf kalau aku baru memberitahu, dan aku belum bisa memperkirakan aku akan kembali. tetapi, aku akan selalu menyayangimu dan selalu mencitaimu dimanapun dan kapanpun seperti Aku, Kamu dan dunia Kita
from: Irwan
seseorang yang selalu mengharapkanmu.”
Setelah selesai membaca surat itu, aku menangis dan mendatangi rumahnya.. dan ternyata dia sudah pergi dan aku membalas suratnya melalui handphone.. dan Irwan menjawab
“Tenang, aku akan kembali dan kita akan lalui kebersamaan kita bersama lagi..selamanya”.
Kabarnya Sintia melanjutkan studynya kembali ke Australia, dia ingin menjadi pelukis terkenal, aku dan dia masih sering berkomunikasi membicarakan kabar dan pengalaman yang dialami.
Aku dan Irwan tidak pernah sama sekali berkomunikasi.. terakhir aku tau kabar dia pada saat dia membalas sms ku waktu dulu. dan tak pernah mengabarkan ku kembali. Tetapi, aku percaya dengan dia dan akan selalu menanti sampai penantian aku tak berujung.
Dari keyakinan itu aku semangat belajar dan terus belajar untuk meraih gelar sarjana.. dan menjaga hati untuk orang yang selalu mengharapkanku.
“Aku, Kamu dan dunia Kita.. adalah cinta kita bersama”