BAB VII
KASUS-KASUS
ARAHAN DOSEN
1.
Contoh
kasus Tanggung jawab moral
Di dalam laporan keuangan WorldCom’s,
Scott Sulivan memindahkan $ 400 juta dari reserved account ke “income”. Dia
juga selama bertahun-tahun melaporkan trilyunan dolar biaya operasi sebagai
“capital expenditure”. Dia bisa melakukan ini dengan bantuan firm accounting
dan auditor terkenal “Arthur Andersen”. Padahal Scott Sullivan, pernah mendapat
penghargaan sebagai Best CFO oleh CFO Magazine tahun 1998.
2. Contoh kasus Tanggung jawab sosial
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo
merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Perusaan X
di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, sejak 29 Mei 2006. Tragedi ‘Lumpur Panas Sidoarjo’ dimulai pada
tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur
panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan
industri. Hal ini wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000
hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti
kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar
biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur:
genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi
lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit;
areal pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15
pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari
1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah
yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik
dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula
terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang
selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Lokasi semburan lumpur ini berada
di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km
sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol
(kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi pusat semburan hanya berjarak
150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi
gas milik Perusahan X sebagai operator blok Brantas. Lokasi semburan lumpur
tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu
kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat
jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan
Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api
lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi, Indonesia.
Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan
masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg,
padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi
saluran pernapasan, iritasi kulit dan kanker. Kandungan fenol bisa menyebabkan
sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan
gangguan ginjal.
Selain perusakan lingkungan dan
gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh.
Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik
menyangkut kepedulian pemerintah, terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan,
ketidakpastian penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubi-tubi, krisis
sosial mulai mengemuka.
3. Contoh kasus Keterlibatan sosial
perusahaan
Negara jiran kita yang pada tahun 1970-an
belajar dari Pertamina, saat ini, melalui Petronas, sudah menguasai pengolahan
migas di negaranya dan dilakukan oleh putra-putri Malaysia sendiri. Bukan itu
saja, Petronas juga sudah merambah ke berbagai negara untuk melakukan
eksplorasi. Bandingan lain adalah pengelolaan migas di Cina. Peran industri
migas asing di negeri tersebut amat minimal, kurang dari 5%. Jika negara-negara
lain berusaha untuk menguasai sumberdaya alam migas karena yakin bahwa
penguasaan sumber energi alam ini akan menjadi kunci kemandirian dan kemajuan
bangsa, mengapa keyakinan yang sama tidak ada pada para pejabat Indonesia? Bagi
saya, hal ini bisa terjadi tidak lain kecuali karena banyak pejabat yang
menjadi subordinasi dari kepentingan asing. Jadi, tidak salah bahwa Indonesia
memang masih dijajah dalam bentuk penjajahan yang berbeda. Penjajahan semakin
mulus dan samar saat Indonesia memiliki banyak komprador dan agen kepentingan
asing yang tidak peduli terhadap kepentingan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar